Selasa, 23 Desember 2014

Wanagama Jogjakarta

Letak wisata Hutan Wanagama berada di desa Banaran ,kecamatan Playen, kabupaten Gunungkidul, Jogjakarta. Lokasi hutan Wanagama sekitar 30 km dari kota Jogjakarta, bisa ditempuh menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat. Jika dari Jogjakarta arahnya menuju  Wonosari  Gunungkidul, patokannya lampu merah perempatan pasar Gading. Dari sini belok kanan menuju desa Banaran, setelah 2 km sampai di pintu gerbang Hutan Wanagama.

Hutan Wanagama dulunya merupakan lahan tandus, sampai akhirnya direboisasi hingga seperti sekarang ini.  Penghijauan dilakukan oleh akademisi dari Fakultas Kehutanan Gadjah Mada dibantu warga setempat sejak tahun 1964. Sekarang hasilnya sudah bisa terlihat, beragam tanaman tumbuh lebat, layaknya sebuah hutan dengan beragam kekayaan hayatinya. Gunung Kidul yang terkenal gersang dan tandus, tidak terlihat disini.  


Tentang Museum Kayu Wanagama Yogyakarta

Museum ini berdiri atas ide staf dosen Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada Prof. Dr. Ir. Hj. Oemi Hani’in Soeseno dan Ir. Etty Suliantoro Sulaiman bersama Perum Perhutani setelah mengikuti Pameran Museum Antropologis di Perancis dan pendirian Jati Centre di Cepu dalam rangka lebih mengekspresikan kayu. Selanjutnya ditindaklanjuti dengan pendirian bangunan museum tahun 1995 di kawasan hutan pendidikan Wanagama.
Bahan baku bangunan museum berupa dua buah rumah kayu buatan tahun 1880 sumbangan dari Perum Perhutani yang dirombak menjadi satu bangunan dalam bentuk rumah panggung. Museum ini diresmikan pada tanggal 8 Agustus 1998 oleh Gubernur Daerah IstimewaYogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Menteri Kehutanan RI. Ir. Muslimin Nasution.
Daerah Gunung Kidul bagai selatan secara topografi merupakan jajaran pegunungan kapur. Kondisi inilah yang membuat para pakar Fakultas Kahutanan UGM tertantang untuk menghijaukannya. Pada November 1990, penanaman pohon jati di areal batu cadas Hutan Wanagama pun dilakukan.
Aksi ini didukung oleh Pangeran Charles, putra mahkota kerajaan Inggris yang merupakan pecinta dan penggerak lingkungan hidup. Apabila Anda berkunjung ke sana, Anda dapat melihat gebyok jati yang telah berusia dua ratus tahun yang merupakan hibah dari PERHUTANI serta beragam fosil kayu yang unik lainnya.
Bangunan Museum Kayu Wanagama berbentuk rumah panggung. Bahan material bangunan dari tanah hingga lantai merupakan konstruksi beton, lantai dan dinding dari bahan kayu, sedangkan atap dari genteng tanah.
Koleksi museum antara lain :
  • Meja lurah dari Jepara
  • Arca Gupolo dari kayu sengon
  • Meja dan kursi mantan Menteri Kehutanan RI Ir. Sudjarwo
  • Gebyok kayu jati  berukir khas Jepara
  • Fosil kayu jati yang berumur ratusan tahun
  • Aneka macam barang kerajinan kayu dari berbagai daerah di Indonesia
Fasilitas yang mendukung museum :
  • Warung makan khas Wanagama
  • Pasar seni
  • Agroforesty
  • Berbagai jenis pertamanan percobaan ( jati monfori, nangka, perupuk, acacia,  dan lain-lain)
  • Camping Ground (areal perkemahan)
  • Kelas 4 ruang
  • Asrama
  • Gedung serba guna

Jam Buka Museum:

  • Senin - Sabtu: 08.00 - 17.00 WIB 
  • Minggu: Tutup

Kontak:

  • Alamat: Gading, Playen, Gunung Kidul.
  • Telp. (0274) 545639, 082137553011
 [sumber: gudeg.net ]


Saya pertama kali mengunjungi lokasi wanagama pada saat hunting lokasi untuk pemotretan prewedding disekitar tahun 2007. Padahal saya sudah beberapa kali melalui jalur tersebut pada saat akan ke pantai di daerah wonosari. Di salah satu sudut wanagama saya menemukan sebuah bangunan Museum kayu yang sangat unik, sedangkan disebelahnya terdapat sungai kecil yang juga tak kalah indahnya. Saya bersama teman saya mencoba menyusuri sungai tersebut dan mengambil beberapa gambar untuk dijadikan referensi lokasi foto.

Ada cerita menarik di wanagama, konon katanya disana pernah ada sepasang muda-mudi yang melakukan tindakan tidak senonoh [melakukan hubungan suami istri] di daerah wanagama. Lantas saat mereka melakukan perbuatan tersebut alat kelamin mereka tidak dapat dipisahkan. Setelah dilakukan berbagai upaya oleh orang-orang yang ingin membantu mereka, mereka tetap tidak dapat membantu memisahkan. Lantas ada yang mengatakan untuk bisa memisahkan mereka, salah satu dari muda mudi tersebut harus ada yang meninggal. Dan menurut ceritanya, si perempuan akhirnya meninggal dan merekapun bisa dipisahkan.

Mungkin cerita tersebut bisa benar adanya, dan karena kejadian tersebut ada peringatan yang bertulis dilarang berbuat asusila di wilayah tersebut.

Terlepas dari kisah tersebut, kita seharusnya bisa menghargai alam, baik dengan tidak merusaknya, membuang sampah ataupun melakukan tindakan yang melanggar norma. Dengan menghargai alam, alampun akan memberikan yang terbaik bagi kita.

Lokasi wanagama sangat asik untuk dijadikan lokasi berwisata dan juga apabila anda suka membuat foto-foto baik mengenai alam, model dll bisa menjadikan lokasi ini menjadi salah satu tempat favorit. Tentunya dengan tetap mengedepankan aturan norma yang ada, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
sample pemotretan prewedding yang saya lakukan di wanagama

sample pemotretan model yang saya lakukan di wanagama
 [ Wahyu Wiguno ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar